Manado — Bidang Wilayah I Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi Maluku–Kementerian Lingkungan Hidup (Pusdal LH SUMA-KLH) menggelar Workshop Optimalisasi Peran Anggota PKK dan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Organik Berbasis Rumah Tangga pada Kamis (23/10/2025) di Ruang Serbaguna Kantor Wali Kota Manado.
Kegiatan ini diikuti lebih dari 125 peserta yang terdiri dari tim penggerak PKK dari 11 kecamatan di Kota Manado, dengan semangat kolaborasi membangun gerakan pengelolaan sampah dari tingkat tapak.

Sampah Organik: Tantangan dan Potensi Besar untuk Lingkungan
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK 2023, sampah organik seperti sisa makanan, daun, dan ranting mencapai lebih dari 50% dari total timbulan sampah nasional. Sebagian besar sampah ini berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), menimbulkan bau, penyakit, dan emisi gas metana (CH₄) yang memiliki daya pemanasan 25 kali lebih kuat dibanding karbon dioksida (CO₂).
Apabila tidak dikelola dengan baik, gas metana dari timbunan sampah organik dapat memperburuk perubahan iklim global.

Namun di sisi lain, sampah organik memiliki potensi besar bila diolah menjadi kompos dan eco enzyme, dua produk ramah lingkungan yang bisa digunakan sebagai pupuk alami, cairan pembersih, atau bahkan pengusir hama alami. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah yang awalnya menjadi masalah dapat berubah menjadi sumber daya bernilai tinggi dan mendukung upaya pengurangan beban TPA secara signifikan.
PKK Sebagai Agen Strategis Penggerak Partisipasi Masyarakat
Kepala Bidang Wilayah I Pusdal LH SUMA, Andi Samra Salam, S.E., M.Si., dalam pembukaannya menegaskan bahwa pelibatan anggota PKK dalam pengelolaan sampah merupakan langkah strategis karena organisasi ini memiliki jangkauan yang luas dan kedekatan langsung dengan masyarakat di tingkat keluarga.
“Melibatkan anggota PKK dalam pengelolaan sampah adalah hal yang sangat strategis, sebab PKK memiliki peran penting dalam menggerakkan partisipasi masyarakat,” ungkapnya.
“Anggota PKK dapat menjadi pelopor untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah di rumah tangga dan menginisiasi kegiatan bersih lingkungan. Dengan melibatkan PKK, pengelolaan sampah dapat menjadi program pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada kemandirian, misalnya melalui pembentukan bank sampah,” jelas Andi Samra Salam.

Ia menambahkan bahwa PKK juga dapat menjadi sarana efektif untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan yang aplikatif mengenai cara mengelola sampah yang benar — mulai dari memilah, mengurangi, mendaur ulang, hingga memproses sampah menjadi barang bermanfaat.
“Akhirnya, dengan melibatkan PKK yang tersebar hingga tingkat kelurahan, kita dapat lebih yakin bahwa pesan dan program terkait pengelolaan sampah dapat menjangkau setiap keluarga di tingkat tapak,” tutupnya.
Pernyataan tersebut menjadi dasar penting bagi upaya Pusdal LH SUMA dalam memperkuat kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan, khususnya dalam mengurangi sampah dari sumbernya.
PKK sebagai Agen Perubahan dari Rumah
Workshop ini bertujuan untuk menguatkan peran PKK dan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. Fokus kegiatan diarahkan pada peningkatan kesadaran, pemahaman, dan keterampilan praktis dalam pembuatan kompos dan eco enzyme sebagai bentuk nyata pemanfaatan sampah organik.
Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kota Manado, Julises Deffie Oehlers, S.H., menyampaikan bahwa peningkatan volume sampah harus menjadi tanggung jawab bersama.
“Masalah sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua masyarakat, terutama keluarga, harus ikut aktif melakukan pengurangan dan penanganan sampah dari sumbernya,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa peningkatan volume sampah seharusnya tidak dilihat sebagai beban, melainkan peluang kolaborasi lintas sektor.
Lebih lanjut, Julises menyampaikan apresiasi kepada Pusdal LH SUMA atas terselenggaranya workshop ini yang secara langsung memperkuat kapasitas anggota PKK, mengingat posisi strategis mereka dalam keluarga sebagai motor penggerak perubahan perilaku lingkungan.
“Sebelumnya masyarakat Manado telah melakukan pembuatan eco enzyme, namun sempat redup. Melalui kegiatan ini, diharapkan gerakan pengomposan dan pembuatan eco enzyme bisa kembali digalakkan dan menjadi bagian dari budaya lingkungan Kota Manado,” tambahnya.
Harapan dan Outcome Kegiatan
Workshop yang diisi oleh para narasumber berkompeten, antara lain Maya Welan, S.Pi. (DLH Prov. Sulut), serta Firna Sofianti Thamrin, S.Hut., M.Si. dan Nurhayana, S.T., M.T. dari Bidang Wilayah I Pusdal LH SUMA, menghasilkan beberapa outcome penting, di antaranya:
- Terbentuknya perilaku baru masyarakat dalam mengelola sampah organik dari rumah tangga.
- Berkurangnya timbulan sampah organik yang dibuang ke TPA sehingga menurunkan beban pengelolaan sampah di Kota Manado.
- Meningkatnya pemanfaatan kompos dan eco enzyme oleh keluarga dan komunitas sebagai produk ramah lingkungan.
- Terwujudnya PKK dan masyarakat yang mandiri, peduli sampah, serta berkontribusi pada lingkungan bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Dengan adanya kegiatan ini, Pusdal LH SUMA berharap lahirnya komunitas PKK sebagai pelopor perubahan perilaku lingkungan yang mampu menularkan semangat pengelolaan sampah organik dari rumah hingga ke tingkat kota.

