Manado, Bidang Wilayah I Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi Maluku-KLH telah menyelesaikan kegiatan pemantauan intensif kualitas air di tiga Danau Prioritas Nasional di Sulawesi: Danau Poso (Sulteng), Danau Limboto (Gorontalo), dan Danau Tondano (Sulut). Kegiatan yang rampung pada pertengahan Oktober ini menggarisbawahi kondisi ekologis tiga danau yang mayoritas berada di ambang kritis.
Pemantauan selama beberapa pekan oleh jajaran Bidang Wilayah I ( Provinsi Sulut, Sulteng dan Gotontalo) ini bertujuan mengumpulkan data ilmiah terkini yang sangat dibutuhkan sebagai basis kebijakan penyelamatan danau, sejalan dengan mandat Pusdal LH SUMA -KLH serta mendukung visi strategis nasional Bapak Presiden RI melalui RPJMN 2025-2029.

Pemantauan Intensif di Danau Limboto
Danau Limboto, Gorontalo, menjadi salah satu sorotan utama karena menghadapi krisis ekologis paling serius. Pendangkalan masif telah mengurangi kedalaman rata-rata danau hingga tinggal sekitar 2,5 meter.
“Danau ini mengalami pendangkalan hebat, membuat akses ke beberapa titik yang sudah direncanakan sulit dijangkau,” ungkap Muhammad Arfan Hipi dari Bidwil I Pusdal LH SUMA-KLH dalam laporannya.

Kondisi ini memaksa tim mengubah titik sampling, menandakan tantangan nyata dalam melindungi danau yang berperan penting sebagai pengatur tata air dan sumber perikanan bagi masyarakat Gorontalo.
Danau Poso Perlu Perhatian pada Dinamika Kekeruhan Lokal
Danau Poso di Sulawesi Tengah secara umum masih menunjukkan kualitas air yang baik. Hasil pengukuran awal di lapangan mencatat tingkat Oksigen Terlarut (DO) yang relatif tinggi, berkisar antara 7–8 mg/L, dengan nilai pH netral. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem perairan Danau Poso masih mendukung kehidupan akuatik dan aktivitas masyarakat di sekitarnya.

Meskipun demikian, tim Bidwil I Pusdal LH SUMA-KLH mencatat adanya indikasi peningkatan kekeruhan di wilayah Tokilo. Fenomena ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor alam seperti curah hujan tinggi dan pergerakan sedimen dari daerah tangkapan air.
“Secara umum hasil pengamatan menunjukkan kualitas air Danau Poso masih baik. Namun, kecenderungan peningkatan kekeruhan di titik tertentu perlu menjadi perhatian, mengingat aktivitas penangkapan ikan dan kegiatan domestik masyarakat masih bergantung pada tepian danau,” jelas Rio Saputra Manurung dari Bidwil I Pusdal LH SUMA-KLH
Tondano Fokus Penguatan Data Ilmiah
Di Danau Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, kegiatan difokuskan pada sinkronisasi dan pengayaan data kualitas air. Tim berkoordinasi dengan DLH setempat untuk memastikan lokasi pengambilan sampel (Inlet, Tengah, Outlet) berbeda dari titik yang digunakan untuk Pemantauan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) daerah.

Langkah ini diambil untuk memperkaya keragaman data dan membangun kesepahaman teknis dalam pemantauan pencemaran serta meningkatkan keragaman data kualitas air Danau Tondano agar tidak terjadi replikasi di titik sampel air.
“Ini sangat penting untuk membantu pengendalian pencemaran air Danau Tondano, yang juga termasuk dalam 15 Danau Prioritas Nasional,” ujar Nurlita Indah Wahyuni, dari Bidwil I Pusdal LH SUMA-KLH.

Pemantauan Dukung Ketahanan Pangan, Energi, dan Air dalam Pembangunan Nasional
Kepala Bidang Wilayah I Pusdal LH SUMA-KLH Andi Samra Salam menegaskan pada Kamis (23/10) di Kantor Bidwil I Jalan bahwa data dari 27 parameter kualitas air yang sedang diuji di laboratorium ini merupakan investasi data yang vital.
Pemantauan ini tidak hanya melaksanakan tugas regional dalam pengendalian pencemaran, tetapi secara langsung mendukung visi strategis nasional, termasuk dalam upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan, Energi, dan Air serta Memperkuat Pembangunan yang Berkelanjutan.

Lebih lanjut, Kabidwil I mengungkapkan bahwa Ketiga danau ini adalah urat nadi kehidupan terutama dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam melalui Daya Dukung Daya Tampung Limgkungan Hidup di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.
Data akurat ini adalah fondasi fundamental bagi lintas sektor. Baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk merumuskan langkah-langkah revitalisasi yang tepat sasaran, memastikan sumber daya air yang sehat dan berkeadilan bagi generasi mendatang, di daerah sesuai target RPJMN 2025-2029,” tutupnya.

