Pusdal LH Suma Dorong Kerjasama Bank Sampah dan Koperasi Merah Putih

Makassar – Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi dan Maluku (Pusdal LH Suma) kembali menghadirkan terobosan dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Kali ini, Pusdal LH Suma menginisiasi kerjasama antara Bank Sampah dengan Koperasi Merah Putih. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat sistem ekonomi sirkular, membuka peluang pemberdayaan masyarakat, sekaligus mendukung program pemerintah dalam pengurangan sampah nasional.

Kerjasama ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pengelolaan sampah selama ini masih banyak berfokus pada aspek teknis kebersihan, sementara potensi ekonominya belum dimaksimalkan. Melalui sinergi Bank Sampah dan Koperasi Merah Putih, sampah yang telah dipilah dapat ditabung masyarakat, lalu hasil tabungan tersebut diintegrasikan dengan layanan koperasi seperti simpan pinjam, pembiayaan usaha, hingga program sosial. Dengan begitu, pengelolaan sampah tidak hanya berorientasi pada lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi nyata.

“Kami ingin menghadirkan model pengelolaan sampah yang memberikan nilai tambah ganda. Pertama, lingkungan tetap bersih dan sehat. Kedua, masyarakat bisa merasakan dampak ekonomi langsung dari kebiasaan menabung sampah. Kehadiran koperasi dalam skema ini akan memperluas manfaat yang bisa dirasakan masyarakat,” kata Dr. Azri Rasul, S.K.M., M.Si., M.H. Kepala Pusdal LH Suma, dalam rapat bersama tim pendamping Kota di Makassar.

Manfaat Ekonomi Kerakyatan

Koordinator Koperasi Merah Putih Wilayah Maradekaya Selatan Laily Amelia menyambut baik kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa koperasi sebagai wadah ekonomi kerakyatan akan sangat terbantu dengan adanya suplai nilai ekonomi dari bank sampah. “Selama ini, banyak warga yang menabung sampah hanya memperoleh imbalan kecil dalam bentuk uang tunai atau barang. Dengan integrasi koperasi, hasil tabungan itu bisa dikonversi menjadi sembako dan layanan koperasi yang produktif. Jadi, manfaatnya jauh lebih besar dan berkelanjutan,” ujarnya.

Selain itu, Ramli R Ketua Koperasi Merah Putih Bara Baraya Selatan menuturkan akan menyiapkan skema khusus agar masyarakat bisa lebih leluasa menggunakan hasil tabungan sampah. Hal ini akan semakin memperkuat posisi bank sampah sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi, bukan sekadar tempat penampungan sampah.

Edukasi dan Partisipasi Masyarakat

Selain aspek ekonomi, kerjasama ini juga menyasar penguatan edukasi masyarakat. Rismawati Sekertaris Koperasi Merah Putih Maradekaya Selatan sekaligus Motivator Bank Sampah, menilai kolaborasi ini bisa menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah. “Ketika masyarakat tahu bahwa sampah yang mereka pilah bisa ditabung dan hasilnya dapat dimanfaatkan melalui koperasi, tentu motivasi untuk menjaga lingkungan akan semakin tinggi. Jadi, kegiatan ini bukan hanya soal sampah, tapi juga soal perubahan perilaku,” jelasnya.

Ia menambahkan, partisipasi masyarakat adalah kunci utama keberhasilan kolaborasi. Karena itu, Bank Sampah bersama Koperasi Merah Putih akan rutin menggelar sosialisasi, pelatihan, hingga program pendampingan kewirausahaan berbasis sampah daur ulang. Dengan cara ini, diharapkan tumbuh generasi baru wirausaha lingkungan yang mandiri dan berdaya saing.

Program Percontohan dan Rencana Ekspansi

Sebagai tahap awal, kolaborasi percontohan kerjasama ini akan dijalankan di Kecamatan Makassar Kota Makassar. Pusdal LH Suma akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan skema berjalan efektif. Jika berhasil, program ini akan diperluas ke wilayah Sulawesi dan Maluku, dengan harapan bisa menjadi model nasional dalam pengelolaan sampah berbasis kolaborasi.

“Kalau ini berhasil di Makassar, kita akan replikasi ke daerah lain. Sulawesi dan Maluku punya banyak bank sampah, tinggal diperkuat jejaringnya. Kami yakin model ini bisa jadi best practice untuk pengelolaan sampah di Indonesia,” ungkap Azri Rasul.

Harapan ke Depan

Dengan adanya kolaborasi diharapkan terbentuk ekosistem pengelolaan sampah yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Tidak hanya menciptakan lingkungan bersih, tetapi juga memperkuat ekonomi kerakyatan. Model ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah, sehingga Indonesia bisa lebih cepat mencapai target pengurangan sampah sekaligus mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan.

“Ini adalah langkah nyata menuju ekonomi sirkular. Sampah yang tadinya dianggap masalah, kini menjadi solusi. Dengan dukungan semua pihak, saya optimis kolaborasi ini bisa membawa dampak besar bagi masyarakat, namun perlu dijadikan perhatian mekanisme dan transparansi keuangan antara bank sampah dan koperasi harus berjalan dengan baik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan semua pihak” tutup Milkar latif Koperasi Merah Putih Maccini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *