Makassar,Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pusat Pengendalian Pembangunan Lingkungan Hidup Sulawesi Maluku (Pusdal LH Suma – KLHK) menunjukkan kepedulian nyata terhadap kesehatan dan kesejahteraan pegawainya melalui serangkaian kegiatan edukatif. Berlangsung pada Jumat (25/7) di Aula BP Pusdal LH Suma, acara ini mengusung tema “Perilaku Hidup Sehat dan Kelola Sampah dalam Upaya Mencegah Diabetes,” dengan fokus pada pemeriksaan kesehatan, pembinaan kesehatan mental, pencegahan diabetes, serta sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga.
Kegiatan ini secara khusus dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup dan kinerja para pegawai Pusdal LH Suma-KLHK beserta keluarga besar anggota DWP Pusdal LH Suma. Ketua DWP Pusdal LH Suma-KLHK, drg. Hj. Sukreni Azri Rasul, M.Kes, hadir langsung memimpin acara bersama jajaran pengurus DWP, didampingi tim medis dari RS Sayang Rakyat dan tim farmasi dari Universitas Hasanuddin.
Mengatasi Tantangan Krisis Kesehatan dan Krisis Lingkungan
Dalam sambutannya, drg. Sukreni Azri Rasul menekankan urgensi kegiatan ini. “Saat ini kita menghadapi dua tantangan besar yang saling terkait, yakni krisis kesehatan dan krisis lingkungan,” ujarnya. Ia menyoroti peningkatan kasus diabetes di Indonesia, yang menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2023, menempatkan Indonesia di urutan kelima dunia dengan lebih dari 19 juta penderita. Di sisi lain, masalah pengelolaan sampah, khususnya sampah sisa makanan dan plastik, juga memerlukan perhatian serius.
Ketua DWP Pusdal LH SUMA-KLH kembali menjelaskan korelasi antara kedua isu tersebut. Ia memaparkan bahwa beberapa studi ilmiah mengungkapkan, paparan jangka panjang terhadap lingkungan yang tercemar dapat memperparah penyakit metabolik, termasuk diabetes. “Ini menunjukkan bahwa pola hidup sehat dan pengelolaan sampah bukanlah dua isu terpisah, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, DWP Pusdal LH Suma mengajak seluruh peserta untuk meningkatkan kesadaran akan pola makan, aktivitas fisik, dan pemeriksaan kesehatan berkala. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong agar rumah tangga menjadi pusat pembiasaan gaya hidup sehat dan edukasi lingkungan sejak dini, dimulai dari langkah kecil seperti mengurangi konsumsi gula dan mengelola sampah dapur.
Mari Kelola Sampah Kita dari Rumah
Kepala Pusdal LH Sulawesi Maluku-KLHK, Dr. Azri Rasul, turut menyampaikan pesan penting mengenai pengelolaan sampah yang harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar terkait sampah, dengan sekitar 70 juta ton sampah dihasilkan setiap hari. Mirisnya, 70 persen di antaranya berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa diolah, dan hanya 20 persen yang diproses.
“Bayangkan sampah kita berakhir di TPA, Menjadi gunung yang tinggi ketika timbulan sampah berakhir semua di TPA,” ujar Dr. Azri. Kondisi ini, menurutnya, berdampak signifikan pada kesehatan, termasuk adanya mikroplastik dalam makanan seperti ikan, serta potensi pencemaran tanah oleh logam berat dari limbah dapur dan toilet.
“Ketika sampah diserahkan begitu saja ke TPA dan dikelola oleh alam sendiri, mulai dari plastik, karet, popok, dan lain-lain, dampaknya akan sangat terasa pada alam,” tambah Dr. Azri, yang juga menyoroti bagaimana sampah dapat mencemari air, udara, dan tanah, berpotensi mengganggu kesehatan manusia.
Sosialisasi Pola Hidup Sehat bersama Tim Medis RS Sayang Rakyat
Sementara itu, dr. Wanthi Sp.GK dari RS Sayang Rakyat menyampaikan materi komprehensif mengenai Diabetes Melitus (DM), mulai dari pengertian, kategori, gejala, penyebab, hingga pengelolaan dan langkah pencegahannya. Ia menjelaskan bahwa DM adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif.
Gejala-gejala DM yang perlu diwaspadai antara lain sering buang air kecil di malam hari, cepat merasa haus, hingga penurunan berat badan yang tidak disengaja. Untuk pencegahannya, dr. Wanthi menyarankan untuk melakukan olahraga teratur, menjaga pola makan, serta mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah. “Kita harus lebih memperhatikan keseimbangan gizi, bukan hanya faktor enak dan sedap dipandang,” pungkasnya, disambut antusiasme para peserta.
” You are what you eat atau Kamu adalah yang kamu makan. Pola makan kita dan apa yang kita makan menentukan kita di masa depan,” tambahnya.
Diharapkan, kegiatan ini menjadi titik tolak perubahan nyata menuju kehidupan yang lebih sehat, peduli, dan bertanggung jawab terhadap diri serta lingkungan, demi keluarga dan masa depan yang lebih baik.