Banda Naira, Visi almarhum Des Alwi Abubakar, seorang tokoh pejuang, diplomat, dan sejarawan dari Banda Neira, yang juga anak angkat Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir serta pernah menimba ilmu dari dr. Tjipto Mangoennkoesoemo dan Mr. Iwa Kusumasumantri tetap selalu menginspirasi generasi muda di Indonesia. “Saya bermimpi tentang Universitas Banda Naira, Adat Banda yang kuat, dan status negeri otorita Banda yang maju dan bermartabat,” demikian ungkap Des Alwi. Cita-cita beliau tentang pusat pendidikan tinggi ini telah terealisasi dalam bentuk institusi pendidikan Universitas Banda Naira (UBN). Semangat untuk memajukan Banda Neira inilah yang menjadi latar belakang diselenggarakannya Kuliah Umum UBN, yang membahas isu krusial lingkungan, yaitu Permasalahan Sampah Laut, pada Kamis (16/10) di Gedung Harmonie Societte Banda Naira, Kab Maluku Tengah Provinsi Maluku.
Permasalahan sampah laut di Indonesia, khususnya di wilayah destinasi pariwisata seperti Banda Naira, menjadi fokus utama dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Universitas Banda Naira (UBN) yang menghadirkan Dr. Azri Rasul S.K.M., M.Si., M.H. yang juga berkhidmat sebagai Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi Maluku-KLH.
Disela sela kunjungan kerjanya, Kapusdal LH SUMA-KLH hadir menyapa ditengah mahasiswa bersama civitas akademi Universitas Banda Naira didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik UBN Budiono Senen, S.Pi., M.Si, Kabidwil III Pusdal LH SUMA-KLH Suwardi, S.T.P., M.Si. serta Sekcam Banda Naira, Taipo Selano, SH.
Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi Maluku dalam kuliah umum ini menyampaikan pentingnya sinergi multi-pihak melalui konsep Pentahelix dalam mengawal target pengelolaan sampah nasional.
Dalam paparan yang berjudul “Kolaborasi Pentahelix dalam Pengelolaan Sampah Laut” Dr. Azri Rasul menekankan bahwa persoalan sampah adalah menyasar pada sektor hulu, tengah hingga hilir dan kunci utamanya terletak pada pemilahan dari sumber sebagai bagian dari perilaku ramah lingkungan.
“Sampah pada akhirnya akan berakhir di laut. Jika kita ingin mencapai target Bapak Presiden Prabowo adalah dengan pengelolaan sampah 100% pada tahun 2029. Salah satunya melalui langkah dengan memulai dari rumah tangga dan lingkungan terkecil kita, termasuk bersama masyarakat di Banda Naira,” tegas Dr. Azri.
Peran Sentral Akademisi dan Penertiban Praktek TPA Open Dumping
Kuliah umum ini juga menyoroti kondisi faktual di Indonesia, di mana 343 dari 514 kabupaten/kota telah mendapat sanksi administratif karena menggunakan praktik pembuangan sampah terbuka (open dumping), yang telah dihentikan berdasar mandat Undang-undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Melalui konteks Pentahelix (Pemerintah, Swasta, Kampus, Masyarakat, dan Media Massa), Dr. Azri Rasul secara khusus mendorong peran kampus Universitas Banda Naira (UBN) sebagai salah satu pilar akademis di wilayah timur Indonesia.
“Akademisi melalui UBN harus menjadi role model dan pionir inovasi, termasuk membina masyarakat di Maluku. Kami mendorong setiap mahasiswa untuk berinovasi dan membawa inisiatif seperti ‘Kampus Bebas Sampah’ agar sampah tidak lagi membebani kita semua terutama di wilayah Banda Naira,” tambahnya.
KLH/ BPLH RI juga gencar mengedukasi dan mendorong gerakan Bank Sampah sebagai cara efektif mendorong pemilahan dari hulu atau sumber terutama dari sektor rumah tangga. Untuk Banda yang berpenduduk sekitar 14 ribu jiwa lebih, Dr. Azri merekomendasikan pembentukan puluhan unit Bank Sampah.
Rekomendasi Kunci Pengelolaan Sampah Laut Untuk Masa Depan
Dr. Azri Rasul menutup Kuliah Umum dengan delapan rekomendasi kunci untuk pengelolaan sampah laut, antara lain:
- Pencegahan dari sumber dengan pemilahan;
- Penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) secara maksimal dan berkesinambungan;
- Edukasi ilmu dan kebiasaan sejak dini;
- Teknologi pengumpulan dan pembersihan laut;
- Inovasi pengelolaan sampah plastik;
- Tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai;
- Pengawasan dan penegakan hukum;
- Kolaborasi kerjasama internasional.
Universitas Banda Naira Kolaborasi Pentahelix, Atasi Masalah Sampah
Wakil Rektor Bidang Akademik UBN Budiono Senen, S.Pi., M.Si. menyambut baik kegiatan kuliah umum oleh Kapusdal LH SUMA-KLH dalam mengedukasi mahasiswa. Wakil Rektor kembali menyampaikan apresiasi atas ilmu yang disampaikan dan menyatakan kesiapan UBN untuk menjadi bagian aktif dari kolaborasi Pentahelix, terutama dalam mengatasi permasalahan sampah organik dan non organik terutama di lautan yang sangat terasa disini, sebagaimana semua ketahui Spot wisata terkenal hingga internasional adalah wisata alam Banda Naira ini.
Seperti ungkapan Sutan Sjahrir “Jangan Mati Sebelum Ke Banda Naira” seperti itulah harapan dalam menjaga lingkungan kita agar tidak mati dalam menjaga semangatnya.