City Sanitation Summit XXIII 2025 di Ternate Dorong Pengelolaan Sampah dan Sanitasi Lebih Terkelola

Ternate, Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi Indonesia (AKKOPSI) sukses menggelar City Sanitation Summit (CSS) XXIII Tahun 2025 di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Acara yang berlangsung pada 29–30 Agustus ini berfokus pada penguatan komitmen daerah dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan pada sektor sanitasi dan sampah secara layak dan berkelanjutan, khususnya bagi wilayah kepulauan di Indonesia.

 

Dihadiri langsung Wakil Gubernur Maluku Utara, Mewakili Menteri LH/Kepala.BPLH PIt. Direktur Penanganan Sampah, Melda Mardalina didampimgi Kepala Pusat Pengendalian LH SUMA-KLH Azri Rasul, Walikota Ternate M Tauhid Soleman, dan Wakil Walikota Ternate Nasri Abubakar, Sekretaris Daerah Kota Ternate Rizal Marsaoly, Kabidwil III Pusdal LH SUMA Suwardi dan para tamu penting lainnya bersama panitia pelaksana “city sanitation summit XXIII” serta perwakilan dari berbagai Kabupaten/Kota di Indonesia sebagai bentuk kolaborasi aktif.

Pertemuan yang dipusatkan di Kota Ternate ini mengusung tema “Sanitasi Berkelanjutan melalui Partisipasi dan Inovasi Pengelolaan Sampah Berbasis Kota Pulau.” Acara ini diwarnai beberapa agenda penting terkait Pengelolaan Lingkungan Hidup diantaranya; Talkshow Nasional yang membahas berbagai tantangan dan inovasi dalam pengelolaan sampah dan air limbah, pengelolaan sanitasi serta isu krusial penanganan limbah makanan (food waste), investasi hijau, dan peran teknologi dalam mendukung Program Asta Cita Bapak Presiden RI dan Visi KLH.

 

Dalam sambutannya, Wagub Maluku Utara Sarbin Sehe menuturkan bahwa City Sanitation Summit (CSS) ke- XXIII bukan hanya sebatas forum seremonial, tetapi sebagai ruang kolaborasi bagi daerah untuk berbagi pengalaman, ide, dan praktik terbaik. “Mari kita bergandeng tangan demi menjaga lingkungan dan terwujudnya sanitasi berkelanjutan,” pesannya.

 

Sampah dalam Pusaran Triple Planetary Crisis

PIt. Direktur Penanganan Sampah-KLH Melda Mardalina dalam sesi talkshow nasional bertajuk “Tantangan dan Transformasi Pengelolaan Sanitasi, Sampah, dan Air Limbah” bahwa Permasalahan sampah dan lingkungan hidup berkaitan erat dengan isu dan tantangan yang dihadapi dan dominasi oleh permasalahan lingkungan (Global Risk Perception Survey 2023).

“Terdapat krisis yang mengancam masa depan bumi dan manusia disebut Triple Planetary Crisis ” Perubahan Iklim, Polusi Dan Kerusakan Lingkungan serta Hilangnya Keanekaragaman Hayati”. Hal tersebut saling terkait yang dihadapi umat manusia saat ini,” pesannya.

 

Hal ini berkaitan erat juga dengan Kondisi Food Waste di Indonesia dalam regulasi pengelolaan Sampah melalui UU NO. 18/2008 Tentang Pengelolaan Sampah. “Konsep Pengelolaan Sampah di hulu, Pendekatan Pengelolaan Sampah dalam 5 (lima) Aspek Penting, yakni; Teknis Operasional, Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder lainnya, Pembiayaan, Kelembagaan dan Peraturan dan Penegakan Hukum,” kunci PIt. Direktur Penanganan Sampah-KLH.

 

Tantangan Sampah di Indonesia: Harapan Masyarakat dan Solusi Inovatif

Senada hal tersebut, Kapusdal LH SUMA-KLH Azri Rasul menuturkan bahwa Berbicara tentang sanitasi dan lingkungan tentu sangat erat kaitannya dengan sampah. Keberadaan sampah menjadi musuh bersama, sudah menjadi masalah lingkungan yang luas, utamanya di tempat pemrosesan akhir (TPA). Pemerintah mengeluarkan sanksi administratif kepada 343 pemerintah daerah karena masih melaksanakan praktik open dumping di TPA, padahal sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah telah melarang 5 (lima) tahun setelah diundangkannya.

“Oleh karena itu, kami mendorong pemerintah daerah agar segera menindaklanjuti sanksi tersebut untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan penutupan praktek open dumping. Selain itu, agar membuat peta jalan/roadmap pengelolaan sampah,” pesannya.

 

Lebih lanjut, Kapusdal LH SUMA- KLH ini mengungkapkan Terkait dengan makan bergizi gratis (MBG), saat ini yang perlu diketahui adalah potensi tambahan timbulan sampah yang perlu mendapat perhatian dan penanganan tersendiri. “Sisa-sisa makanan yang dihasilkan dari program MBG perlu dikelola, baik oleh penyedia maupun pihak sekolah, Sehingga diharapkan sampahnya tidak menjadi tambahan beban di TPA,”terangnya.

 

CSS Sebagai Momentum Penting

Senada hal tersebut, Walikota Ternate, M Tauhid Soleman, menjelaskan bahwa CSS ini sebagai momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam pengelolaan sanitasi dan lingkungan.

 

“Keberhasilan pembangunan sanitasi tidak hanya bergantung pada ketersediaan infrastruktur, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat serta inovasi yang dilakukan pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan,” terangnya.

 

CSS 2025 yang mengusung tema berkaitan erat dengan Sanitasi dan Lingkungan ini dianggap sangat relevan dengan tantangan perkotaan, khususnya mengatasi persoalan sampah. “Kota Ternate sebagai tuan rumah telah memulai langkah nyata dalam menata pengelolaan sampah berbasis partisipasi dan inovasi. Ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” pungkas Walikota Ternate.

 

Setelah sesi diskusi, para peserta melakukan kunjungan lapangan ke SDN 2 Ternate yang merupakan peraih sekolah Adiwiyata Nasional, serta kunjungan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tidore. Kunjungan ini bertujuan melihat secara langsung praktik dilapangan dalam pengelolaan sampah serta sanitasi di tingkat   sekolah hingga penanganan sampah di TPA.

Untuk sesi berikutnya berbagi praktik baik dari Badan Gizi Nasional, AKKOPSI, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), BUMN, Institut Teknologi Perusahaan Listrik Negara (ITPLN) para mitra pembangunan maupun perwakilan negara lain secara daring.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *