P3E SUMA KLHK Gelar Rakor Integrasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion di Provinsi Gorontalo

Gorontalo, Rapat Koordinasi Integrasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion berlangsung di Kota Gorontalo, pada Selasa, (28/06/2022) dengan diikuti dari Dinas LH dan Kehutanan Provinsi, Dinas LH Kab/Kota serta UPT KLHK Se-Provinsi Gorontalo.

 

Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Kepala P3E SUMA KLHK Dr. Darhamsyah didampingi Kepala Bagian TU P3E SUMA KLHK Dr. Azri Rasul, Kepala Bidang Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion Ir. Andi Asnidar Adnan, M.Hut, Kepala Bidang Pengkajian dan Penataan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Prov. Gorontalo, Nasruddin, SKM., M.Si, turut hadir pula dari pihak akademisi, Kepala Laboratorium DAS Unhas Andang Suryana Soma, S.Hut, M.P, Ph.D.

Rakor yang dilaksanakan ini bertujuan untuk menjalin kerja kolaborasi antara UPT KLHK dengan Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota untuk mendukung peningkatan IKLH.

 

Dalam sambutan pembukaannya Kapus P3E SUMA Dr.Darhamsyah menjelaskan mengenai struktur organisasi dan Tusi P3E Sulawesi dan Maluku.

 

Koordinator Satker LHK SulSel ini kembali menjelaskan tentang Tusi pada Bidang Koordinasi Perencanaan Isu Tematik Pengendalian Pembangunan 2022-2024 di Ekoregion Suma yang berfokus pada: Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) serta Peningkatan Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah (IKPS) dan Forestry and Other Land Use (FoLU) juga mencapai kondisi penyerapan bersih (Net Sink)/FoLU Net Sink 2030.

 

Sementara itu menurutnya bahwa FoLU Net Sink 2030 menjadi fokus isu nasional yang akan disosialisasikan lebih lanjut nantinya pada Senin (04/Juli/2022) di P3E SUMA.

 

“Diharapkan kehadiran semua peserta dari instansi terkait baik secara daring maupun on site” tutur Darhamsyah dihadapan hadirin.

 

Dikesempatan yang sama, Kabid Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion, Andi Asnidar Adnan, M.Hut. menjelaskan terkait Kebijakan tentang Tusi Bidang Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion diantaranya; Integrasi perencanaan Bidang Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion dalam integrasi dokumen Perencanaan Lingkungan, Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup/D3TLH, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup/RPPLH, Kajian Lingkungan Hidup Strategis/KLHS dll. Dengan dokumen perencanaan daerah antara lainnya; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD, Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW, Rencana Kerja Pemerintah/RKP dll).

 

Asnidar Adnan kembali mengungkapkan bahwa Pendekatan integrasi perencanaan dalam rangka meningkatkan IKLH dan IKPS di daerah untuk meningkatkan sasaran strategis KLHK.

 

Dalam hal ini meningkatkan sinergitas pembangunan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam peningkatan IKLH di Provinsi Gorontalo bersama Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E SUMA).

 

Kabid Koordinasi Perencanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion ini kembali mengatakan  bahwa Pertemuan  ini bertujuan menjalin kerja kolaborasi antara UPT KLHK dengan Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota untuk mendukung peningkatan IKLH.

 

Sementara itu menurut paparan oleh Nasruddin, SKM, M.Si, Kabid Pengkajian dan Penataan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Gorontalo, dengan tema “Kebijakan dan Strategi Peningkatan Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dan Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah (IKPS) di Provinsi Gorontalo”.

“Terimakasih atas dukungan dan kontribusi kegiatan dari P3E Suma dalam rangka Peningkatan IKLH,” ujarnya diawal sesi.

 

“Target dan capaian IKLH Provinsi Gorontalo 2017-2021, yakni nilai IKLH Provinsi Gorontalo 77,32 di aplikasi, secara nasional berada di posisi ke 6 (enam) dengan Pertumbuhan ekonomi provinsi seharusnya berimbang dengan capaian nilai IKLH, bukan pertumbuhan ekonomi terus meningkat namun kualitas lingkungan makin menurun,” terangnya.

 

Kembali Nasruddin menuturkan bahwa faktor-faktor penghambat IKLH antara lain Penerapan izin pembuangan limbah belum maksimal/limbah domestik.

 

Nilai IKU (Indeks Kualitas Udara) pada Provinsi masih sangat baik, berada di posisi ketiga nasional yaitu 77,32 di aplikasi.

 

Serta target IKL dengan posisi 5 (lima) teratas dengan nilai 79,21. Kegiatan RHL didalam Kawasan wajib menjadi prioritas juga pada Strategi peningkatan Nilai IKPS di Provinsi Gorontalo.

 

Sesi selanjutnya oleh Andang Suryana Soma. dengan tema ‘IKLH Konsep Pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS)’.

 

“Pentingnya melihat kondisi kualitas lingkungan hidup dengan pendekatan DAS serta Penjelasan tentang Siklus Hidrologi, kenapa kita melihat kualitas lingkungan itu karena kita ingin melihat ‘input‘ itu sama dengan ‘output‘ air yang keluar setelah masuk ke dalam bumi atau tanah,” ungkapnya lagi.

 

Andang kembali mengungkapkan bahwa jika ada perbedaan kualitas antara ‘input dan output‘ berarti ‘ada masalah lingkungan’

 

Mengidentifikasi dimana penyebab masalahnya melihat dari konsep hidrologi dan DAS terkait jika vegetasi habis, sirkulasi air semakin dipercepat Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) dan Indeks Kualitas Udara (IKU) yang saling terkait dengan keadaaan Ekosistem.

 

“Makanya fungsi vegetasi itu sangat penting dalam menjaga keseimbangan hidrologi dan ekosistem. DAS dan ekosistem DAS menjadi sangat penting untuk menjadi dasar dalam evaluasi kualitas lingkungan hidup,” tambahnya.

 

Ruang lingkup ekosistem Daerah Aliran Sungai atau DAS dimana Manusia yang akan mengelola ekosistem yang ada di dalamnya.

 

“Hulu, tengah, hilir dalam fungsi DAS. Konsep ini sangat penting dalam pengembangan wilayah,” pungkasnya.

 

Dalam pertemuan ini dilanjutkan juga dengan sesi tanya jawab antara narasumber dan peserta.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *