P3E SUMA-KLHK Terima Kunjungan P3E Kalimantan, Bahas Metode Evaluasi Pembangunan Ekoregion, Tata Kelola Bank Sampah dan EcoOffice

Gedung Rachmat Witoelar Kantor P3E SUMA-KLHK bertempat di Ruangan Bangun Praja nampak aktivitas pertemuan yang membahas hal tersebut diatas pada Kamis (19/05/2022)

 

Sebelumnya kegiatan ini dihadiri juga secara langsung oleh Kepala P3E SUMA-KLHK Dr Darhamsyah didampingi Kapus Kalimantan Dr. Mini Farida serta Kepala Bidang Evaluasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion, Mery CHadriyani, M.Si. dan Kabid Fasilitasi Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion P3E SUMA-KLHK, Suwardi, STP., M.Si.

 

Kegiatan pertemuan ini juga menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidangnya yang berkiprah di P3E SUMA-KLHK.

Antara lain, Sutirta Rumansyah, M.Si., Pejabat Fungsional Perencana Muda, Nurhayana M.Si. Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Madya serta Rina Triany Muchsin, M.Ap. Kasubbid Evaluasi Dampak Pembangunan Ekoregion, Pada Bidang Koordinasi

 

Pada pertemuan tersebut, Sutirta mengungkapkan didalam menjalankan probis kita harus melihat tugas dan fungsi, serta perjanjian kinerja pimpinan kita, dalam hal ini dari PK Kepala Pusat.

 

“Seperti pada tupoksi Bidang Evaluasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion atau Bidang III antara lain perencanaan evaluasi serta untuk probis melakukan evaluasi penerapan,” ungkapnya dihadapan para peserta dari P3E Kalimantan.

Sementara itu, Nurhayana, sosok JFT Pedal Madya mengatakan beberapa capaian pelaksanaan evaluasi pengendalian pembangunan ekoregion Sulawesi dan Maluku.

“Antara lainnya kegiatan di Bidang Evaluasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion atau Bidang III yakni; pada output besarnya adalah Evaluasi dampak pembangunan wilayah Ekoregion,” ungkapnya.

 

Dasar kami dalam menetapkan isu adalah berdasarkan sasaran strategis KLHK 2024, seperti IKLH dan pengelolaan sampah.

 

Sehingga kita mengambil isu lokus tersebut, disamping isu lokus IKA (Indeks Kualitas Air), IKU (Indeks Kualitas Udara), IKTL (Indeks Kualitas Tutupan Lahan) dan IKAL (Indeks Kualitas Air Laut), IKL (Indeks Kualitas Lingkungan).

 

Adapun hasilnya tersebut dengan mengunakan teknik output berupa metode evaluasi penerapan pengendalian kerusakan dilakukan dengan metode ‘analisis PSR dan Overlay‘ tutupan ‘lahan eksisting’ dengan RTRW Provinsi.

 

Sedangkan untuk metode pengelolaan sampah mengunakan output berupa arahan membuat aplikasi database pengelolaan sampah level ekoregion.

 

Adapun pada lokus pengendalian pencemaran air, memakai metode pendekatan DAS (daerah aliran sungai) dengan mengendetifikasi memakai data dari DAS dengan arahan rekomendasi penerapan pengendalian pencemaran air

 

“Serta rekomendasi dan tindak lanjut dengan memakai analisis hidrologi serta membuat peta ‘catchment’ area,” tandas Nurhayana

Dikesempatan yang sama Rinna Triany yang juga didaulat sebagai Direktur Bank Sampah P3E SUMA-KLHK menjelaskan Bank sampah ini telah berdiri sejak 2016 dan telah mempunyai penghasilan total omzet diatas angka 50 juta lebih.

 

Ia kembali menjelaskan bahwa untuk menunjang fasilitas ‘EcoOffice’ yang ada di kantor ini seyogyanya dimulai dari budaya kerja para pegawai itu sendiri.

 

“Terutama dukungan dari para pimpinan hingga ke staf,” pesan Rina.

 

“Diketahui untuk program ‘EcoOffice’ telah dilaksanakan sejak 2006 serta telah mendapatkan pengakuan berupa sertifikat ISO 14001,” pungkas Direktur Bank Sampah P3E SUMA ini.

 

Acara pertemuan kemudian dilanjutkan ‘fieldtrip’ untuk melihat dari dekat fasilitas EcoOffice, antara lain Bank sampah, Pohon knalpot, Pengomposan, Pondok ramah lingkungan, Fasilitas Permanen Air Hujan, EcoEducation Park, Mini Lagoon, Eco parking loot, dsb.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *